6 March 2012

Penanganan Fisioterapi pada Kontraktur Otot

Hal utama yang dipertimbangkan untuk terapi kontraktur adalah pengembalian fungsi dengan cara menganjurkan penggunaan anggota badan untuk ambulasi dan aktifitas lain. Menyingkirkan kebiasaan yang tidak baik dalam hal ambulasi, posisi dan penggunaan program pemeliharaan kekuatan dan ketahanan, diperlukan agar pemeliharaan tercapai dan untuk mencegah kontraktur sendi yang rekuren.Penanganan kontraktur dapat dliakukan secara konservatif dan operatif :
1. Konservatif
Seperti halnya pada pencegahan kontraktur, tindakan konservatif ini lebih mengoptimalkan penanganan fisioterapi terhadap penderita, meliputi :
a. Proper positioning
Positioning penderita yang tepat dapat mencegah terjadinya kontraktur dan keadaan ini harus dipertahankan sepanjang waktu selama penderita dirawat di tempat tidur. (3,4) Posisi yang nyaman merupakan posisi kontraktur. Program positioning antikontraktur adalah penting dan dapat mengurangi udem, pemeliharaan fungsi dan mencegah kontraktur.
Proper positioning pada penderita luka bakar adalah sebagai berikut :
- Leher : ekstensi / hiperekstensi
- bahu : abduksi, rolasi eksterna
- Antebrakii : supinasi
- Trunkus : alignment yang lurus
- Lutut : lurus, jlarak antara lutut kanan dan kiri 20”
- Sendi panggul tidak ada fleksi dan rolasi eksterna
- Pergelangan kaki : dorsofleksi
Proper positioning untuk penderita luka bakar
a. Exercise
Tujuan tujuan exercise untuk mengurangi udem, memelihara lingkup gerak sendi dan mencegah kontraktur. Exercise yang teratur dan terus-menerus pada seluruh persendian baik yang terkena luka bakar maupun yang tidak terkena, merupakan tindakan untuk mencegah kontraktur. (2,8,10) Adapun macam-macam exercise adalah :
- Free active exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita sendiri.
- Isometric exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita sendiri dengan kontraksi otot tanpa gerakan sendi.
- Active assisted exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita sendiri tetapi mendapat bantuan tenaga medis atau alat mekanik atau anggota gerak penderita yang sehat.
- Resisted active exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita dengan mela­wan tahanan yang diberikan oleh tenaga medis atau alat mekanik.
- Passive exercise : latihan yang dilakukan oleh tenaga medis terhadap penderita.
b. Stretching
Kontraktur ringan dilakukan strectching 20-30 menit, sedangkan kontraktur berat dilakukan stretching selama 30 menit atau lebih dikombinasi dengan proper positioning. Berdiri adalah stretching yang paling baik, berdiri tegak efektif untuk stretching panggul depan dan lutut bagian belakang. (2,10)
c. Splinting / bracing
Mengingat lingkup gerak sendi exercise dan positioning merupakan hal yang penting untuk diperhatikan pada luka bakar, untuk mempertahankan posisi yang baik selama penderita tidur atau melawan kontraksi jaringan terutama penderita yang mengalami kesakitan dan kebingungan.
d. Pemanasan
Pada kontraktur otot dan sendi akibat scar yang disebabkan oleh luka bakar, ultrasound adalah pemanasan yang paling baik, pemberiannya selama 10 menit per lapangan. Ultrasound merupakan modalitas pilihan untuk semua sendi yang tertutup jaringan lunak, baik sendi kecil maupun sendi besar.
2. Operatif
Tindakan operatif adalah pilihan terakhir apabila pcncegahan kontraktur dan terapi konservatif tidak memberikan hasil yang diharapkan, tindakan tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara :
a. Z – plasty atau S – plasty
Indikasi operasi ini apabila kontraktur bersama dengan adanya sayap dan dengan kulit sekitar yang lunak. Kadang sayap sangat panjang sehingga memerlukan beberapa Z-plasty.
b. Skin graft
Indikasi skin graft apabila didapat jaringan parut yang sangat lebar. Kontraktur dilepaskan dengan insisi transversal pada seluruh lapisan parut, selanjutnya dilakukan eksisi jaringan parut secukupnya. Sebaiknya dipilih split thickness graft untuk l potongan, karena full thickness graft sulit. Jahitan harus berhati-­hati pada ujung luka dan akhirnya graft dijahitkan ke ujung-ujung luka yang lain, kemudian dilakukan balut tekan. Balut diganti pada hari ke 10 dan dilanjutkan dengan latihan aktif pada minggu ketiga post operasi.
c. Flap
Pada kasus kasus dengan kontraktur yang luas dimana jaringan parutnya terdiri dari jaringan fibrous yang luas, diperlukan eksisi parsial dari parut dan mengeluarkan / mengekspos pembuluh darah dan saraf tanpa ditutupi dengan jaringan lemak, kemudian dilakukan transplantasi flap untuk menutupi defek tadi. Indikasi lain pemakaian flap adalah apabila gagal dengan pemakaian cara graft bebas untuk koreksi kontraktur sebelumnya. Flap dapat dirotasikan dari jaringan yang dekat ke defek dalam 1 kali kerja

BAWAH SADAR adalah penguat yg hebat

Oleh : Suryadi Lie, IBH Certified Instructor

Anda telah menjadi korban kekuatan kata-kata yg sangat besar.
Hal ini terjadi sepanjang waktu.
Katakanlah seseorang mengatakan / menulis di wall face book/twitter bahwa Anda seorang pembohong publik. Walaupun tuduhan itu tidak benar, kemungkinan Anda akan merasa marah atau setidaknya merasa terhina.
Namun jika Anda memikirkan hal ini, Anda harus mengakui bahwa hanya kata-kata / tulisan yg membuat Anda marah - kata-kata yg tidak menggambarkan realita sedikitpun.
Itu karena BAWAH SADAR tidak membedakan antara ide yg benar dan ide yg salah.

Tetapi sekarang marilah melihat contoh lain tentang kekuatan kata-kata yg sangat besar.
Seseorang mengatakan ia mencintai Anda.
Jika Anda merasa orang itu menarik, hati Anda mulai berdebar lebih keras dan Anda menjadi gembira.
Namun apa reaksi Anda terhadap kata-kata tersebut? Orang itu mungkin jujur, atau mungkin hanya ingin bersenang-senang - menggoda Anda.
Tetapi pikiran bawah sadar Anda menerima sugesti tanpa bertanya dan segera menterjemahkannya ke dalam tanda-tanda yg terlihat dan mudah dipahami.

Marilah melihat contoh kedua:
Atasan Anda memuji karena pekerjaan yg telah Anda lakukan.
Walaupun ia mungkin tidak sungguh-sungguh dgn kata-kata yg diucapkannya, hal itu masih membuat Anda merasa senang.
Kepercayaan diri Anda meningkat, dan Anda melakukan pekerjaan Anda dgn antusiasme yg lebih besar.

Contoh ketiga:
Bagaimanapun juga sebuah kisah nyata - lebih dramatis lagi.
Seorang dokter memberitahukan kepada seorang pasien yg datang untuk menjalani pemeriksaan rutin bahwa pasien itu menderita penyakit yg tidak dapat disembuhkan, dan menurut perkiraan hanya dapat bertahan hidup beberapa minggu lagi.
Sudah tentu pasien menjadi kaget...
Bagaimana dapat pemeriksaan sederhana yg dilakukan oleh dokter itu dapat menghasilkan prognosis yg begitu drastis?
Pasien merasa sehat saat ia menjalani operasi yg dilakukan dokter itu.
Namun demikian, kehidupannya mengalami suatu transformasi yg lengkap.
Ia benar-benar sakit - sakit yg serius. Ia segera mendekati kematian, dan mungkin ia benar-benar meninggal dunia jika pada menit-menit terakhir tidak dikatakan bahwa dokter melakukan kesalahan- FILE pasien itu tertukar dengan FILE lain.

Contoh ini membuktikan bahwa BAWAH SADAR akan menerima semua jenis sugesti, walaupun yg jelas salah, terutama jika sugesti itu pertama kali diterima oleh pikiran sadar.
Dalam faktanya, jika Anda memikirkan kasus yg baru saja saya jelaskan, pasien itu hampir "terbunuh" oleh kata-kata sederhana dari dokternya; Pikiran BAWAH SADARnya melakukan pekerjaannya.
Dan hal ini memberikan kepada kita karakteristik fundamental lain dari pikiran BAWAH SADAR.
Penting untuk memahaminya jika Anda menggunakan kekuatan Pikiran BAWAH SADAR untuk keuntungan Anda atau jika Anda ingin mampu menolak pengaruhnya dalam situasi yg berbahaya.
Karakteristik ini sangat penting dalam situasi yg disebabkan oleh orang lain.
(dan orang lain, walaupun orang yg dekat dengan kita dan mencintai kita sekalipun, jarang memberikan pengaruh yg benar-benar positif terhadap bawah sadar. Karena mereka sendiri seringkali memiliki program yg negatif, dan tidak menyadari pengaruh kata-kata mereka terhadap orang di sekeliling mereka).

Prinsip dasar yg sedang saya bicarakan adalah BAWAH SADAR bekerja seperti kaca pembesar - membesarkan apa saja yg ada di bawahnya.
Kita telah melihat sampai derajat mana BAWAH SADAR dapat membesarkan suatu sugesti, terutama jika diperkuat secara teratur (untungnya dapat bekerja ke arah lain - positif atau negatif - tergantung pada sugestinya).
Tetapi kita harus ingat bahwa BAWAH SADAR adalah reaktif, dan menerima semua sugesti secara membuta, tidak pilih-pilih. Penerapan prinsip pembesaran ini adalah mutlak.

Mulai saat ini dan seterusnya Kita harus dan mesti mengucapkan kata-kata positif agar orang di sekeliling kita juga semakin positif...
Wajib bagi seorang HypnoTherapist mengucapkan kata-kata positif, dan memberikan sugesti positif kapanpun dan dimanapun.

Diagnosa pada kasus spinal cord injury


Diagnosa pada kasus spinal cord injury ditegakkan berdasarkan anamnesa dan hasil pemeriksaan motorik, sensorik, serta otonom. 

1. Anamnesa. 
Pada kasus yang disebabkan karena trauma, seringkali ditemukan oleh karena jatuh dari ketinggian, kecelakaan lalu lintas, benturan pada tulang belakangnya, atau karena whiplash injury yang kesemuanya itu dapat mengakibatkan gangguan rasa raba dan gangguan gerak.

Jikalau karena tumor, penderita biasanya mengeluh rasa nyeri tulang yang sering disebut sebagai kram; terkadang ditemukan pasien mengalami hiperkalsemia; bila primernya dari kanker payudara sering timbul nyeri dan patah tulang (patah tulang patologis), primernya berasal dari paru-paru ditemukan pada penderita diatas umur 40 tahun dan usia rata-rata pasien 55 tahun, dan terdapat riwayat merokok; adanya hematuria (adanya darah dalam air kemih) merupakan tanda yang paling sering ditemukan; primernya dari kanker prostat ditegakan berdasarkan pemeriksaan kadar PSA (Prostat Spesific Antigen) dan atau prostat asid fosfatase.

pada pemeriksaan colok dubur teraba adanya benjolan, ditemukan metastase tulang baru akan tampak pada pemeriksaan radiodiagnostik apabila telah terjadi demineralisasi sebanyak 50 -- 70%, dilakukan pemeriksaan dengan strontium-85 ditemukan tanda-tanda metastasis, otopsi atau biopsi yang mengandung sel-sel anak sebar tumor ganas. Penderita akan mengeluh kelemahan gerak dan kehilangan sensasi pada anggota tubuhnya. 

Dan jika penyebabnya dikarenakan infeksi, ditemukan penurunan kadar Hb, peningkatan laju endap darah, tes rapid IgG anti TB yang positif, BTA (bakteri tahan asam) yang positif, spesimen sputum dan cairan lambung yang positif, pemeriksaan mantoux test yang positif, pemeriksaan radiologik berupa X-foto thorax, X-foto vertebra, biopsi tulang untuk memastikan terjadinya infeksi dan menyingkirkan neoplasma sebagai diagnosa banding. Gejala klinisnya pasien merasakan kelemahan gerak pada anggota tubuhnya serta penurunan sensasi.

Penyebab utama karena degeneratif, pasien sulit menentukan kapan penyakit mulai timbul, adanya riwayat kecelakaan, infeksi, dan yang diingat sebagai penyakit; penyakit yang sama dalam keluarga; ditemukan bilateral simetris, mula-mula hanya mengenai satu anggota gerak atau salah satu sisi tubuh, tetapi dalam proses selanjutnya menjadi simetris; pada cairan serebrospinalis kadang-kadang terdapat sedikit peningkatan protein, tetapi pada umumnya tidak menunjukan kelainan yang berarti; secara radiologis terdapat pengecilan volume disertai perluasan ruang cairan serebrospinalis; pemeriksaan neuroimaging dapat menunjukan kelainan tertentu sehingga dapat membantu menyingkirkan golongan penyakit tertentu.

Biasanya pada kasus central cord syndrome, sering kali ditemukan pada cedera hiperekstensi pada vertebra cervicalis, yang biasanya terjadi pada orang tua. Pasien mengalami kelemahan yang lebih parah pada anggota gerak atas dibanding dengan anggota gerak bawah, dan sering dijumpai kehilangan sensoris pada kedua anggota gerak yang bersifat pemanen. 

Brown sequard syndrome, biasanya ditemukan pada closed injury, a stab wound, atau karena hemisection terhadap spinal cord. Pasien biasanya mengeluh nyeri mula-mula di pungggung dan kemudan di sepanjang radix dorsalis. Rasa nyeri diperberat oleh gerakan, batuk, bersin atau mengejan, dan paling berat terjadi pada malam hari. Pada anterior cord syndrome, sering kali ditemukan pada kasus trauma, maupun non trauma. Pada kasus trauma biasanya berupa jatuh dari ketinggian dalam posisi duduk, atau terlentang, serta akibat kecelakaan lalu lintas. Sedangkan pada non trauma sering kali ditemukan pada kasus trombosis pada arteri spinal, neoplasma, atau adanya aneurisma pada aorta.

2. Tanda vital.
Tanda-tanda vital merupakan empat parameter tubuh yang meliputi tekanan darah, denyut nadi, pernafasan, dan suhu tubuh. Bila terjadi pada lesi tinggi didapatkan tekanan darahnya meningkat, denyut nadinya meningkat, terkadang sesak, dan suhu tubuh meningkat. Pada lesi rendah ditemukan tekanan darahnya normal atau bahkan menurun, denyut nadinya menurun, pernapasannya normal. Tanda-tanda vital ini bagi fisioterapist hanya sebagai dasar untuk menentukan tindakan selanjutnya.

3. Pemeriksaan reflek.
Pada pemeriksaan reflek, pada amyotropic lateral sclerosis tipe progressive muscular atrophy ditemukan adanya atrofi pada otot-otot kaki dan paha dengan reflek tendon negatif atau menurun. Tipe progressive bulbar palsy ditemukan jaw jerk yang posiif, sedangkan pada tipe primary lateral sclerosis ditemukan spatisitas dari otot-otot badan dan anggota gerak, tidak dijumpai adanya atrofi, reflek regang yang meningkat dan reflek plantar extensor bilateral. Untuk kasus tabes dorsalis terjadi penururnan reflek. Jika multiple sclerosis ditemukan spastik yang progresif, reflek regang meningkat dan hilangnya reflek superfisial, sedangkan untuk kasus postero sclerosis reflek tendon bisa menurun atau meningkat, reflek patologis positif, dan pada siringomieli terjadi lesi Upper Motor Neuron (UMN). Apabila cedera mengenai spinal cord, maka dapat terjadi peningkatan reflek fisiologi dan reflek patologinya positif, sedangkan pada kasus cauda equina syndrome dan conus medullaris syndrome, reflek fisiologinya menurun dan reflek patologinya negatif. 

4. Pemeriksaan sensorik.
Pada kasus central cord syndrome, sensorik yang berada pada bagian sacral masih baik dan sensorik pada level setinggi lesi lebih berat daripada di bawah lesi. Untuk kasus brown sequard syndrome terdapat gangguan sensorik pada bagian kontralateral di bawah lesi, pada kasus anterior cord syndrome terdapat gangguan sensorik nyeri dan suhu di bawah lesi, serta pada conus medullaris syndrome adanya gangguan sensasi menurun bahkan hilang. Pada frankel A, fungsi sensorik tidak ada di bawah lesi, pada frankel B,C,D,E terdapat sensorik di bawah lesi. Kasus tabes dorsalis, terjadi hilangnya sensasi proprioseptif dan terlambatnya reaksi nyeri. Pada kasus siringomieli hilangnya rasa nyeri dan suhu sesuai dermatom, sedangkan rasa raba masih berfungsi. Apabila terjadi spinal muscular atrophy tidak terdapat gangguan sensasi, sedangkan pada kasus amyotrophic lateral sclerosis, terdapat gangguan rangsangan sentuhan halus dan membedakan tekanan, adapun pada kasus yang disebabkan karena tumor dan infeksi, sering kali ditemukan gangguan rasa raba, nyeri, suhu sesuai level dermatom, serta propioseptiknya terganggu. 

5. Pemeriksaan motorik.
Pada kasus central cord syndrome, terdapat kelemahan yang lebih berat pada ekstremitas atas daripada ekstremitas bawah, dan jika ditemukan kasus brown- sequard syndrome, fungsi motorik berkurang pada bagian ipsilateral dan pada anterior cord syndrome menyebabkan kehilangan motorik pada kedua anggota gerak atas dan bawah, serta pada conus medullaris syndrome, ditemukan kelemahan pada anggota gerak bawah. 
Jika disebabkan karena tumor dan infeksi, terjadi kelemahan atau kelumpuhan pada anggota geraknya sesuai level dermatom. 

Sedangkan untuk frankel A dan B, tidak didapatkan fungsi motorik dibawah lesi, pada frankel C terdapat kelemahan motorik dengan nilai kurang dari tiga, pada frankel D terdapat kelemahan motorik dengan nilai otot lebih dari tiga dan kurang dari lima, dan pada frankel E, motoriknya normal. Adapun pada kasus amyotrophic lateral sclerosis gejala awal terjadi kelemahan otot-otot ekstremitas bawah, sedangkan otot-otot ekstremitas atas masih baik, serta pada kasus multipel sklerosis, gejala motoriknya terdapat kelemahan pada otot-otot kecil.

Luka Bakar ( Combustio )

Definisi LB: 
Luka Bakar adalah yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda yang menghasilkan panas ( api, cairan panas, listrik, dll)atau zat-zat yang bisa membakar ( asam kuat, basa kuat)

Luka bakar adalah jenis luka, kerusakan jaringan atau kehilangan jaringan yang diakibat sumber panas, suhu dingin yang tinggi, sumber listrik, bahan kimiawi, cahaya, radiasi dan friksi.

Jenis luka dapat beraneka ragam dan memiliki penanganan yang berbeda tergantung jenis jaringan yang terkena luka bakar, tingkat keparahan, dan komplikasi yang terjadi akibat luka tersebut. 

Luka bakar dapat merusak jaringan otot, tulang, pembuluh darah dan jaringan epidermal yang mengakibatkan kerusakan yang berada di tempat yang lebih dalam dari akhir sistem persarafan. Seorang korban luka bakar dapat mengalami berbagai macam komplikasi yang fatal termasuk diantaranya kondisi shock, infeksi, ketidak seimbangan elektrolit ( inbalance elektrolit ) dan masalah distress pernafasan. 

Selain komplikasi yang berbentuk fisik, luka bakar dapat juga menyebabkan distress emosional ( trauma ) dan psikologis yang berat dikarenakan cacat akibat luka bakar dan bekas luka ( scar ).

Diagnosis
Diagnosis luka bakar meliputi:
1. Etiologi
2. Derajat luka bakar
3. Luas luka bakar

Etiologi
Luka bakar dapat disebabkan oleh banyak hal:
1. Panas (misal api, air panas, uap panas)
2. Radiasi
3. Listrik
4. Kimia
5. Laser

Bahan kimia chemicals yang dapat menyebabkan luka bakar adalah Asam kuat atau basa kuat acids atau bases.[1] Chemical burns are usually caused by caustic chemical compounds, such as sodium hydroxide, silver nitrate, and more serious compounds (such as sulfuric acid and Nitric acid).[2] Hydrofluoric acid Dapat menyebabkan kerusakan dari tulang jenis kerusakan yang terjadi sulit dibuktikan.[3]

Derajat Luka Bakar

Klasifikasi dari derajat luka bakar yang banyak digunakan di dunia medis adalah jenis "Superficial Thickness", "Partial Thickness" dan "Full Thickness" dimana pembagian tersebut didasarkan pada sejauh mana luka bakar menyebabkan perlukaan apakah pada epidermis, dermis ataukah lapisan subcutaneous dari kulit.

4 March 2012

Mudahnya Melupakan Seseorang yang Menyebalkan

Lupakan org yg nyebelin!... gimana caranya?..
Tarik napas panjang, ditahan dan dihembuskan.... 
(sampai masuk ke Alpha/Theta)....

bayangkan dan rasakan orang tersebut ada di hadapanmu...
sekarang kita mulai...

mulai dari bagian kepala...
siapkan gunting dan alat cukur.
pangkas rambutnya sampai botak atau tinggal sebelah kanan...
alis matanya dicukur tinggal 8 helai.. ha..ha..
bayangkan hidungnya seperti badut, berwarna merah membengkak semakin besar... atau rata dgn wajahnya...
mari kita make-up mulutnya dgn lipstick warna kuning metalik... ih..ih..
atau warna apa saja, yg anda mau...
giginya seperti kelereng.. bulat-bulat... dan jarang-jarang... sehingga kelihatan kayak apa yach... ha..ha..

dagunya berjenggot sepanjang 2meter hingga ke lantai...
telingganya gigantung anting-anting kucing. yang bersuara miau.. miau...

kunci rahasianya adalah ini hanya permaiann pikiran anda sendiri, 
hanya anda yg tau. tidak boleh diceritakan kepada orang lain, tentu tidak diceritakan pada yang bersangkutan juga...

semoga therapy ini bisa membuat sebel menjadi tertawa.. ha..ha..

Fenomena Santet, Ghoib atau Ilmiah????

Oleh : Ahmad Muhibbuddin, S.Fil.I, IBH Certified Instructor

Pada dasarnya ilmu santet adalah ilmu yang mempelajari bagaimana memasukkan benda atau sesuatu ke tubuh orang lain dengan tujuan menyakiti.


Benda ini bisa saja misalnya sebuah paku atau seekor binatang berbisa yang dikirim secara gaib untuk dimasukkan ke tubuh seseorang dengan tujuan menyakiti orang tersebut.

Seperti ilmu-ilmu lain yang ada di dunia, santet bisa merupakan ilmu putih atau ilmu hitam tergantung dari penggunaan ilmu ini apakah untuk kebaikan atau untuk kejahatan. Tetapi dalam aplikasinya ilmu putih ini dipadukan dengan ilmu-ilmu lain sehingga bisa dikatakan diselewengkan (dihitamkan) oleh pelakunya, misalnya yang aslinya digunakan untuk menidurkan bayi yang rewel agar bisa terlelap, oleh maling ilmu ini diselewengkan untuk menidurkan calon korbannya.

Ilmu untuk meluluhkan hati orang yang keras atau kalap tetapi diselewengkan fungsinya untuk membuat orang lain terlena bujuk rayunya. Kasus yang terakhir ini marak yang umum kita kenal dengan istilah gendam.

Walaupun proses santet yang gaib ini sulit dimengerti secara ilmu pengetahuan, tapi secara logis santet dapat dimengerti sebagai proses dematerialisasi. Pada saat santet akan dikirim, benda-benda seperti paku, jarum, beling, ataupun inatang berbisa ini diubah dari materi menjadi energi.

Kemudian dalam bentuk energi, benda ini dikirim menuju sasaran. Setelah tepat mengenai sasaran, energi ini diubah kembali menjadi materi. Sehingga apa-apa yang tadi dikirim, misalnya beling dan binatang berbisa akan masuk ke tubuh seseorang yang merupakan sasaran santet. Selanjutnya secara otomatis benda-benda yang tadi dimasukkan melalui santet ini akan menimbulkan kesakitan pada tubuh orang yang disantet.

Selanjutnya penulis akan membahas ilmu santet berdasarkan pengetahuan penulis bersumber pada beberapa referensi yang perna dibaca, ada dua jenis santet menilik dari jenis kekuatan yang dijadikan sumber kekuatannya.

Pertama adalah santet yang dalam prosesnya memanfaatkan kekuatan makhluk gaib seperti jin, setan, dan makhluk gaib lainnya. Dalam pelaksanaannya, pelaku santet akan bekerja sama dengan makhluk gaib sebagai media pengiriman santet.

Untuk mengajak si makhluk gaib untuk dijadikan "kurir" ini tentu saja pelaku antet harus memberikan imbalan sesuai yang diminta oleh sang kurir. Imbalan bisa berupa sesaji khusus yang diperuntukkan makhluk gaib sebagai makanan untuknya.

Imbalan juga dapat berbentuk lain sesuai permufakatan makhluk gaib dengan pelaku santet. Setelah imbalan yang dijanjikan disepakati, maka "sang kurir" pun akan melakukan tugasnya membawa santet menuju sasaran.

Ada kasus misalnya sesaji atau imbalan yang disepakati lalai atau tidak dilaksanakan oleh pelaku santet, maka dalam kasus ini bisa saja si makhluk gaib akan meminta tumbal dari pelaku santet. Sehingga bisa disimpulkan hal ini lah yang merupakan resiko bagi para pelaku santet.

Kedua, adalah santet yang bersumber dari kekuatan batin. Santet dengan metode ini membutuhkan kekuatan batin yang biasanya diperoleh dari laku spiritual.

Pada saat penggunaannya santet dengan kekuatan batin biasanya dibantu dengan kekuatan visualisasi (pembayangan) yang kuat dari pelaku. Misalnya santet dengan menggunakan media bambu apus yang ketika hendak digunakan terlebih dahulu dibacakan mantera-mantera tertentu, setelah itu pelaku santet memusatkan konsentrasi, visualisasi dan berniat menyumbat kubul dan dubur si jabang bayi (sasaran).

Konon, dengan cara demikian, seseorang yang dituju tidak bisa buang air besar maupun air kecil. Sehingga pada hakikatnya kekuatan santet ini bersumber dari memusatan kehendak batin saja. Sedangkan peran dari ritual, seperti membaca mantera atau laku tirakat lain merupakan sarana penunjang yang mampu membantu visualisasi batin sehingga bertambah kuat.

Ilmu Tenaga Dalam di Ilmiahkan

Oleh : 

Ahmad Muhibbuddin, S.Fil.I, IBH Certified Instructor


Fenomena energi prana pada beberapa perguruan sering dikaitkan dengan terpentalnya si penyerang ketika berusaha menyerang seseorang yang memiliki tenaga tersebut. Gejala tenaga prana bisa dikelaskan dengan pendekatan teori medan Elektromagnetik (EM). Si penyerang memberikan frekuensinya yang berbanding lurus dengan energi kepada yang diserang. Akibatnya, terjadi penguatan amplitudo yang akan memperbesar energi balik ke penyerang dan menyebabkan gangguan kepada yang bersangkutan, sesuai intensitas energi yang diaktifkan.

PENJELASAN tenaga prana dari sudut pandang ilmiah pada beberapa perguruan sejenis di Indonesia umumnya mengikuti teori gelombang EM di atas, di mana mekanisme penjalaran tenaga prana dijelaskan melalui interaksi berdasarkan jarak (action at distance) yang memerlukan pengertian medan (besaran fisis yang mempunyai nilai di setiap titik dalam ruang) dan gelombang sebagai perantaranya.

Untuk membuktikan kebenaran teori EM, medan energi pada pelaku tenaga prana harus dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif. Faktanya, sampai saat ini belum ada hasil ilmiah yang dapat menunjukkan kebenaran ide tersebut, walaupun pendekatan dengan model EM adalah yang tertua dipikirkan manusia sejak dahulu (Cazzamalli, 1925).


Kelemahan penjelasan dengan mekanisme ini terletak pada proses rambatan gelombang EM yang memerlukan jeda waktu, sedangkan fenomena tenaga prana sendiri pada praktiknya tidak terbatas oleh adanya ruang dan waktu.Dengan demikian, perlu dicari mekanisme yang lebih representatif untuk menjelaskan fenomena tenaga prana. Beberapa ahli fisika dan psikologi mengajukan beberapa konsep seperti Model Entropi dan Proses Acak (Gatlin, 1972), dan Model Perwakilan Ruang Hiper(Feinberg, 1967, 1975).

Bahkan ada yang lebih jauh lagi dengan model yang dinamakan Kecerdikan Jagat Raya (Universal Intelligence). Model ini mengatakan bahwa eksistensi pikiran manusia melingkupi semua ruang dan waktu. Apa yang ingin diwujudkan dalam ruang dan waktu dapat diprogram pikiran manusia.

DARI semua model di atas, ada model yg menarik yakni Model Holografik yang dikembangkan pakar fisika David Bohm dan pakar psikologi Karl Pribram (1971,1975,1976). Mereka menyimpulkan bahwa informasi di alam ini bukan merupakan fungsi ruang dan waktu, tetapi dalam bentuk “getaran” yang dalam ilmu Fisika diwakili dengan persamaan gelombang dengan amplitudo dan frekuensi masing-masing.

Kesadaran manusialah yang melakukan “Transformasi Fourier” (sebuah konsep matematika yang dapat memetakan semua proses fisik di alam dalam bentuk frekuensi dan amplituda serta kelipatannya) agar dapat mewujudkan informasi tersebut ke dalam ruang dan waktu. Penjabaran lebih lanjut model ini adalah kesadaran manusia (pikiran) dapat mengambil semua getaran yang ada di alam. Kemudian melalui proses transformasi tenaga prana, abstraksi dapat diwujudkan ke dalam ruang dan waktu.

Dengan mengikuti perkembangan model fisika di atas, pemahaman pada mekanisme tenaga prana tidak lagi terbatas pada dimensi yang sempit, hanya sebatas ruang dan waktu, melainkan juga pada dimensi yang lebih luas yang menyangkut wilayah esoterik dan dimensi kesadaran yang hanya dimiliki manusia.

Oleh karena itu, diperlukan pengertian ilmu fisika dan cabang disiplin ilmu lainnya yang lebih komprehensif. Dengan kata lain diperlukan sebuah konsep yang dapat menjelaskan segala sesuatu di alam semesta berdasarkan teori tunggal. Teori tersebut alam ilmu fisika dikenal sebagai A Theory of Everything.

ALBERT Einstein menghabiskan waktu lebih dari 30 tahun sisa hidupnya untuk membangun teori yang dapat menggabungkan empat gaya dasar yang berlaku di alam semesta: gravitasi, elektromagnetik, dan dua buah gaya nuklir, kuat dan lemah. Sebuah teori yang diharapkan dapat menjelaskan proses terjadinya “dentuman besar” (big bang) pada awal evolusi, fisika dalam partikel atom dan semua hal-hal mikroskopik. Namun demikian, misi itu sampai akhir hayat hidupnya bahkan sampai saat ini belum juga tercapai.

Kompatriot Einstein berusaha menciptakan teori tersebut dengan menggabungkan teori relativitas (untuk menjelaskan gravitasi) dan fisika kuantum (untuk gelombang elektromagnetik dan 2 gaya nuklir, kuat dan lemah). Dua hal yang saling berlawanan, yang satu berkisar pada hal besar seperti galaksi, quasar, dan yang satunya lagi hal kecil di dunia sub-atomik, hal yang diskrit seperti paket energi disebut kuanta, ternyata gagal setelah 50 tahun berusaha mewujudkan A Theory of Everything.

DEWASA ini para pakar fisika berusaha mendekatinya dengan pendekatan lain. Ada Stephen Wolfram dengan teori Automata Selular dan Michio Kaku dengan pendekatan perwakilan ruang Hyperspace. Dalam kaitannya dengan pemahaman pada beberapa model yang telah dipaparkan sebelumnya, mungkin buku Michio Kaku (1994) yang berjudul Hyperspace: A Scientific Odyssey Through Parallel Universes, Time Warps and the Tenth Dimension, dapat menjelaskan mekanisme tenaga prana lebih baik lagi dalam usaha perumusan teori di atas.

Kaku mendapatkan idenya dari penemuan Einstein tahun 1915 yang mengatakan bahwa alam semesta terdiri dari empat dimensi: ruang dan waktu yang berkembang. Kelengkungannya menyebabkan “gaya” yang disebut “gravitasi”. Kemudian Theodore Kaluza pada tahun 1921 meneruskan riset Einstein tersebut dan mengatakan bahwa riak pada dimensi ke “lima” dapat dilihat sebagai "cahaya”.

Bagaimana dengan dimensi yang lebih besar dari lima?

Kaku memperkenalkan teori yang disebut “superstring”. Jadi kelengkungan yang terjadi pada ruang dan menyebabkan gravitasi merupakan paket kecil dari “string yang “bergetar” dan “beresonansi”. Demikian juga cahaya yang merupakan riak dari dimensi ke-5 adalah komponen “string” lainnya. Dengan begitu, empat gaya dasar tadi dapat digabungkan dan peristiwa di dalamnya menjadi dimensi yang lebih besar: 10 dimensi. Dengan 10 dimensi itu Kaku berhipotesis bahwa semua proses yang terjadi sehari-hari-termasuk fenomena tenaga prana-dapat dijelaskan.

PERKEMBANGAN ilmu fisika belakangan ini bahkan tidak berhenti hanya pada 10 dimensi, masih ada dimensi yang lebih besar lainnya. Banyak konsep bermunculan, seperti pendekatan dengan teori membran dan sebagainya yang semakin menuju pada hasil unifikasi gaya-gaya yang mengatur seluruh alam semesta.

Semua penjelasan ilmiah yang dibentangkan dalam tulisan ini pada intinya adalah meyakinkan bahwa di luar panca indera yang terbatas, masih ada dimensi yang lebih tinggi dan belum dieksplorasi dan dirasakan. Cara berpikir dan bekerja sensor manusia, terbiasa dalam lingkup ruang dan waktu (empat dimensi). Pada kenyataannya, pikiran manusia tidak terbatas hanya pada ruang dan waktu tersebut.

Sudah saatnya ilmu pengetahuan dan teknologi mengarahkan risetnya pada hal-hal yang “esoterik” yang dulu dikatakan sebagai “meta-rasional”, seperti adanya konsep aura, orbs, dan tenaga prana. Dengan demikian, tenaga prana dan metoda penyembuhan yang menggunakan media ini serta segala aspek aplikasinya bisa dikuantifikasi secara ilmiah bila A Theori of Everything telah ditemukan.

Penanganan Kontraktur Otot


Hal utama yang dipertimbangkan untuk terapi kontraktur adalah pengembalian fungsi dengan cara menganjurkan penggunaan anggota badan untuk ambulasi dan aktifitas lain. Menyingkirkan kebiasaan yang tidak baik dalam hal ambulasi, posisi dan penggunaan program pemeliharaan kekuatan dan ketahanan, diperlukan agar pemeliharaan tercapai dan untuk mencegah kontraktur sendi yang rekuren.Penanganan kontraktur dapat dliakukan secara konservatif dan operatif :
1. Konservatif
Seperti halnya pada pencegahan kontraktur, tindakan konservatif ini lebih mengoptimalkan penanganan fisioterapi terhadap penderita, meliputi :
a. Proper positioning
Positioning penderita yang tepat dapat mencegah terjadinya kontraktur dan keadaan ini harus dipertahankan sepanjang waktu selama penderita dirawat di tempat tidur. (3,4) Posisi yang nyaman merupakan posisi kontraktur. Program positioning antikontraktur adalah penting dan dapat mengurangi udem, pemeliharaan fungsi dan mencegah kontraktur.
Proper positioning pada penderita luka bakar adalah sebagai berikut :
- Leher : ekstensi / hiperekstensi
- bahu : abduksi, rolasi eksterna
- Antebrakii : supinasi
- Trunkus : alignment yang lurus
- Lutut : lurus, jlarak antara lutut kanan dan kiri 20”
- Sendi panggul tidak ada fleksi dan rolasi eksterna
- Pergelangan kaki : dorsofleksi
Proper positioning untuk penderita luka bakar
a. Exercise
Tujuan tujuan exercise untuk mengurangi udem, memelihara lingkup gerak sendi dan mencegah kontraktur. Exercise yang teratur dan terus-menerus pada seluruh persendian baik yang terkena luka bakar maupun yang tidak terkena, merupakan tindakan untuk mencegah kontraktur. (2,8,10) Adapun macam-macam exercise adalah :
- Free active exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita sendiri.
- Isometric exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita sendiri dengan kontraksi otot tanpa gerakan sendi.
- Active assisted exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita sendiri tetapi mendapat bantuan tenaga medis atau alat mekanik atau anggota gerak penderita yang sehat.
- Resisted active exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita dengan mela­wan tahanan yang diberikan oleh tenaga medis atau alat mekanik.
- Passive exercise : latihan yang dilakukan oleh tenaga medis terhadap penderita.
b. Stretching
Kontraktur ringan dilakukan strectching 20-30 menit, sedangkan kontraktur berat dilakukan stretching selama 30 menit atau lebih dikombinasi dengan proper positioning. Berdiri adalah stretching yang paling baik, berdiri tegak efektif untuk stretching panggul depan dan lutut bagian belakang. (2,10)
c. Splinting / bracing
Mengingat lingkup gerak sendi exercise dan positioning merupakan hal yang penting untuk diperhatikan pada luka bakar, untuk mempertahankan posisi yang baik selama penderita tidur atau melawan kontraksi jaringan terutama penderita yang mengalami kesakitan dan kebingungan.
d. Pemanasan
Pada kontraktur otot dan sendi akibat scar yang disebabkan oleh luka bakar, ultrasound adalah pemanasan yang paling baik, pemberiannya selama 10 menit per lapangan. Ultrasound merupakan modalitas pilihan untuk semua sendi yang tertutup jaringan lunak, baik sendi kecil maupun sendi besar.
2. Operatif
Tindakan operatif adalah pilihan terakhir apabila pcncegahan kontraktur dan terapi konservatif tidak memberikan hasil yang diharapkan, tindakan tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara :
a. Z – plasty atau S – plasty
Indikasi operasi ini apabila kontraktur bersama dengan adanya sayap dan dengan kulit sekitar yang lunak. Kadang sayap sangat panjang sehingga memerlukan beberapa Z-plasty.
b. Skin graft
Indikasi skin graft apabila didapat jaringan parut yang sangat lebar. Kontraktur dilepaskan dengan insisi transversal pada seluruh lapisan parut, selanjutnya dilakukan eksisi jaringan parut secukupnya. Sebaiknya dipilih split thickness graft untuk l potongan, karena full thickness graft sulit. Jahitan harus berhati-­hati pada ujung luka dan akhirnya graft dijahitkan ke ujung-ujung luka yang lain, kemudian dilakukan balut tekan. Balut diganti pada hari ke 10 dan dilanjutkan dengan latihan aktif pada minggu ketiga post operasi.
c. Flap
Pada kasus kasus dengan kontraktur yang luas dimana jaringan parutnya terdiri dari jaringan fibrous yang luas, diperlukan eksisi parsial dari parut dan mengeluarkan / mengekspos pembuluh darah dan saraf tanpa ditutupi dengan jaringan lemak, kemudian dilakukan transplantasi flap untuk menutupi defek tadi. Indikasi lain pemakaian flap adalah apabila gagal dengan pemakaian cara graft bebas untuk koreksi kontraktur sebelumnya. Flap dapat dirotasikan dari jaringan yang dekat ke defek dalam 1 kali kerja